Ukuran Bronjong Batu Kali untuk Kebutuhan Konstruksi!
Table Of Contents
Ukuran kawat bronjong batu kali telah ditetapkan sesuai acuan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kawat bronjong berstandar SNI pun telah terjamin mutu dan ketahanan ujinya sehingga dapat digunakan sebagai material bangunan. Tidak ada salahnya Anda mengetahui spesifikasi kawat bronjong sesuai standar tersebut.
Apakah kawat bronjong itu? Kawat bronjong merupakan rangkaian kawat baja yang dianyam menyerupai segi enam seperti sarang lebah. Anyaman kawat bronjong tersedia dalam berbagai ukuran yang bisa dipilih sesuai kebutuhan pembangunannya. Setelah dianyam, kawat bronjong diisi dengan bongkahan batu supaya lebih kokoh dan padat.
Uniknya, kawat bronjong telah digunakan sejak zaman peradaban kuno. Apa keunggulan kawat bronjong sehingga masih diandalkan sampai sekarang? Bagaimana penghitungan kapasitas kawat bronjong untuk konstruksi? Simak artikel ini untuk mengetahui jawabannya.
Sejarah Bronjong
Penggunaan terkuno kawat bronjong telah dilakukan oleh bangsa Mesir pada 5.000 SM. Saat itu, kawat bronjong dimanfaatkan untuk membangun tanggul Sungai Nil. Beberapa waktu kemudian, bangsa Tiongkok juga memanfaatkan material ini. Pada 1.000 SM, kawat bronjong digunakan untuk tujuan yang sama, yaitu pembangunan tanggul di Sungai Yangtze.
Kawat bronjong juga diterapkan pada pembangunan cofferdam atau bendungan Pata oleh bangsa Romawi pada 200 SM. Sejak zaman Julius Caesar, pemanfaatan kawat bronjong tidak lagi terbatas untuk membuat bangunan pengairan. Material ini telah dimanfaatkan pula untuk membuat kubu-kubu militer sebagai pertahanan perang.
Lantas, apa yang membuat kawat bronjong tetap unggul sejak zaman peradaban kuno? Alasannya, konstruksi kawat bronjong sangat sederhana dan murah sehingga sering digunakan oleh masyarakat, khususnya petani, untuk membuat sistem irigasi.
Baca juga: 5 Perbedaan Irigasi dan Drainase yang Perlu Anda Ketahui
Penerapan kawat bronjong terlihat pada bangunan semi-permanen dan berada di lokasi tanah yang stabil (tidak kaku). Itulah alasannya kawat bronjong digunakan untuk membangun bendungan, pelindung tebing sungai, saluran irigasi, check dam, fondasi jalan, drainase kaki tanggul, dan sebagainya.
Kawat bronjong juga dikembangkan seiring berjalannya waktu sehingga bisa dimanfaatkan pada bangunan permanen. Sampai saat ini, produksi kawat bronjong di Indonesia dilakukan sesuai sertifikat SNI oleh Departemen Perindustrian.
Batu yang Diperbolehkan dan Tidak Diperbolehkan untuk Pengisian Bronjong
Sekilas dijelaskan bahwa kawat bronjong yang telah dianyam harus diisi dengan bongkahan batu agar lebih padat. Anda pun perlu mengetahui bahwa ada standar batu yang diperbolehkan serta dilarang untuk kawat bronjong.
Batu yang Diperbolehkan
Jenis batu yang boleh digunakan untuk mengisi kawat bronjong adalah batu kali, batu belah, dan batu gunung dengan maksimal ukuran kurang lebih 30 cm. Ukuran tersebut ditetapkan supaya Anda lebih mudah mengangkat kawat bronjongnya.
Ketika memecahkan batunya, Anda pasti akan menemukan bongkahan-bongkahan kecil. Bongkahan kecil tersebut dapat digunakan untuk mengisi celah kosong pada timbunan batu.
Jika Anda sulit mendapatkan batu kali, batu belah atau batu gunung, jangan sekali-kali menggunakan batu beton, batu bata, dan sebagainya. Jenis batu-batuan tersebut justru akan membuat biaya pengerjaan kawat bronjong membengkak.
Tidak Diperbolehkan
Anda tidak boleh menggunakan batu karang dari laut untuk mengisi bronjong. Sentuhan air laut dari batu karang pada kawatnya justru akan mempercepat munculnya karat. Selain itu, batu karang juga digunakan untuk menjaga kelestarian laut.
Hindari pula penggunaan batu-batu dengan sisi yang tajam. Ketajaman sisi-sisi batu tersebut justru akan merusak susunan kawat bronjongnya. Jadi, Anda cukup menggunakan tiga batu di atas untuk mengisi kawat bronjong.
Baca juga: 5 Cara Menyusun Batu Pondasi yang Benar
Ukuran Bronjong Batu Kali
Sebelum mengetahui ukurannya, Anda perlu memahami jenis-jenis kawat bronjong berdasarkan material pembentuknya. Ada dua macam material kawat bronjong, yaitu galvanis dan PVC. Keduanya sama-sama bersifat tahan air dan tahan karat, jadi cocok digunakan untuk membangun berbagai konstruksi air.
Berikut ini daftar tabel ukuran kawat bronjong galvanis, PVC, serta berdasarkan standar SNI:
1. Kawat Bronjong Galvanis
Daftar ukuran kawat bronjong galvanis:
2. Kawat Bronjong PVC
Daftar ukuran kawat bronjong PVC:
3. Kawat Bronjong Standar SNI
Pengukuran kawat bronjong berdasarkan SNI sendiri terbagi dalam enam kode, yaitu kode A sampai F. Berikut ini tabelnya:
Baca juga: Ini 7 Cara Pasang Bronjong yang Benar untuk Anda Ketahui
Rumus Menghitung Kapasitas Kawat Bronjong
Anda pun harus menghitung kapasitas jumlah batu maksimum yang bisa ditanggung oleh sebuah kawat bronjong. Penghitungan ini berguna supaya Anda tidak mengisi batu terlalu banyak atau terlalu sedikit ke dalamnya. Berikut ini adalah rumus kapasitas maksimum kawat bronjong:
G = V x Bj
Keterangan:
- G = Massa Maksimum bronjong (dalam ton)
- V = Volume bronjong (dalam m³)
- Bj = berat jenis batu (dalam ton)
Contohnya, Anda baru saja membeli kawat bronjong tipe A dan batu gunung dengan berat jenis 1.500 kg/m³. Berapa kapasitas maksimum kawat bronjongnya?
Rumusnya adalah:
- G = V x Bj
- G = (2x1x1) x 1,5 (diubah ke dalam ton)
- G = 2 x 1,5
- G = 3 ton
Jadi, kapasitas maksimum kawat bronjongnya berkisar 3 ton.
Kesimpulannya, ada berbagai macam ukuran kawat bronjong berdasarkan jenis materialnya. Anda pun bisa memilih ukuran kawat bronjong sesuai standar SNI agar kualitasnya tetap terjaga. Ketika mengisinya dengan batu, jangan lupa untuk menghitung kapasitas maksimumnya dahulu.
Supaya pembuatan kawat bronjongnya makin mudah, gunakan saja Sherlock Gunting Kawat Beton yang tersedia di Klopmart. Hubungi kami segera untuk mendapatkan harga gunting kawat termurah sekarang juga. Setelah mendapatkan guntingnya, barulah Anda bisa membuat kawat bronjong sendiri sesuai ukuran bronjong batu kali yang dibutuhkan.