Memanen Air Hujan: Langkah Bijak untuk Lingkungan
Table Of Contents
Indonesia adalah negeri beriklim tropis. Berarti hanya ada dua musim dalam setahun, yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Saat ini kita melihat adanya perubahan pola cuaca yang cukup ekstrim sebagai akibat dari dampak pemanasan global. Saat musim kemarau, panasnya tidak terkira. Sumur-sumur air tanah bahkan menurun dan kering. Saat musim hujan, curah hujannya demikian banyak hingga menyebabkan banjir di mana-mana.
Saat artikel ini ditulis dan dimuat, Indonesia sedang mendekati musim hujan, sehingga artikel ini jadi semakin terasa relevan dengan kondisi yang ada. Setidaknya kita jadi dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
Dengan menggunakan Biopori dan Sumur Resapan, kita dapat melakukan dua hal sekaligus: mengurangi banjir dan â menanamâ air ke dalam tanah untuk menambah cadangan air tanah.
Tetapi sambil kita melakukan dua hal tadi, curah hujan yang tinggi ini dapat juga ditampung dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Air hujan bersifat âlunakâ karena tidak mengandung logam berat seperti air tanah.
 Konsepnya cukup sederhana, air hujan yang turun kita tampung ke dalam tangki. Kemudian air hujan tersebut disaring dengan menggunakan filter alami seperti ijuk dan batu koral sebelum selanjutnya kita gunakan.
Konsep ini kemudian dibuat dengan memanfaatkan teknologi sehingga lebih praktis dan ditawarkan oleh beberapa produsen.
Salah satu yang konsep menarik adalah konsep rain harvesting yang ditawarkan oleh produsen tangki air local, Penguin. Konsep Penguin adalah menggunakan jaringan pipa yang terintegrasi dengan tangki penyimpanan, filter air dan pompa dorong.
Air hujan yang turun melalui talang dialirkan ke dalam tangki melewati pipa pralon. Biasanya limpahan air hujan yang pertama turun, membawa serta kotoran dari atap dan talang. Nah, air hujan kotor ini dibuang lebih dulu melalui katup khusus. Kemudian limpahan air hujan berikutnya dialirkan ke dalam tangki air. Tangki air ini didesain khusus sehingga selain tampil menarik, juga dapat berdiri menempel pada dinding secara efektif tanpa mengurangi kapasitas penampungannya. Tangki ini pun memiliki saluran khusus untuk menghubungkannya dengan tangki air berikutnya, jika kebutuhan air memang besar. Baca juga Cara Menghitung Kapasitas Tangki Air.
Air hujan yang ditampung di dalam tangki air ini kemudian dialirkan dengan bantuan pipa dorong ke dalam filter. Barulah kemudian air tersebut kita gunakan untuk keperluan MCK alias mandi-cuci-kakus.
Dengan menggunakan air hujan untuk keperluan MCK ini, kita dapat menghemat penggunaan air tanah ataupun air PAM. Oleh sebab itu, rain harvesting merupakan sumber air alternatif bagi keperluan kita sehari-hari yang perlu kita pertimbangkan untuk digunakan.
Lagipula, air hujan pun berlimpah selama musim hujan. Gratis pula. Tunggu apa lagi?