15 Jenis-Jenis Kayu Indonesia yang Populer Digunakan
Table Of Contents
Kita tinggal di Indonesia, salah satu negara penghasil kayu dunia! Luas wilayah hutan Indonesia adalah 133.300.543,98 hektar. Luar biasa permata hijau anugerah TUHAN tersebut! Tidak ada salahnya jika kita membahas sedikit tentang jenis-jenis kayu Indonesia untuk menambah wawasan kita bersama.
Indonesia memiliki beragam sumber daya alam, termasuk sekitar 4.000 jenis pohon, yang berpotensi untuk digunakan sebagai kayu bangunan. Akan tetapi hingga saat ini hanya sekitar 400 jenis (10%) yang memiliki nilai ekonomi dan lebih sedikit lagi, yaitu sekitar 260 jenis digolongkan sebagai kayu perdagangan.
Ada 131 nama kayu yang masuk ke dalam nama-nama kayu atau kelompok kayu menurut nama perdagangannya, sesuai dengan Lampiran Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: 163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003 tentang Pengelompokan Jenis Kayu Sebagai Dasar Pengenaan Iuran Kehutanan; dengan beberapa penyesuaian.
Menurut daftar tersebut, ada empat kelompok utama dalam bidang perkayuan ini:
Kelompok Jenis Meranti/Kelompok Komersial Satu
Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran/Kelompok Komersial Dua
Kelompok Jenis Kayu Eboni/Kelompok Indah Satu
Kelompok Jenis Kayu Indah/Kelompok Indah Dua
Dari sekian banyak nama, kita bahas sebagian yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis-Jenis Kayu Indonesia
Berikut ini jenis-jenis kayu di Indonesia yang populer.
1. Kayu Jati
Jenis kayu yang sangat terkenal kekuatannya dan harganya yang sangat mahal. Pohon jati tumbuh subr di daerah Jawa Barat dan Jawa Timur. Daerah dengan kualitas kayu jati terbaik adalah daerah bertemperatur panas dengan tanah berkapur yaitu daerah Jawa Tengah. Kayu jati miliki motif serat kayu yang indah sehingga cantik untuk dijadikan bahan baku furnitur.
Kayu jati memiliki kekerasan antara 630-720 Kgs/m3 dan minyak kayu jati diyakini membuatnya tahan akan serangan rayap dan serangga penggerek.
Kayu Jati saat ini juga sering diburu bekas-nya untuk menghasilkan produk berkesan rustic, dan dengan berbagai karakter yang disebutkan tadi Kayu Jati sangat cocok untuk di jadikan furnitur berkelas dan bahan-bahan ukiran.
Berikut ini kelebihan kayu jati:
Kekuatan tinggi, ideal untuk furnitur dan konstruksi.
Tahan terhadap serangan rayap dan serangga penggerek karena kandungan minyaknya.
2. Kayu Merbau
Kayu yang juga terkenal keras ini disebut juga Kayu Besi. Pohon merbau berasal dari daerah Maluku dan Papua. Daya tahan Kayu Merbau yang tinggi juga dapat diaplikasikan sebagai material konstruksi laut.
Kayu Merbau banyak dijadikan sebagai parkit untuk lantai, tiang bangunan, bak truk hingga digunakan sebagai bahan konstruksi jembatan. Saat ini harga Kayu Merbau cukup bersaing dengan harga Kayu Jati.
Dalam pengolahannya, Merbau tidak sulit untuk dipotong dan di finishing, tapi cukup sulit untuk dibubut dan di paku karna meskipun keras memiliki sifat getas karna serat-seratnya yang pendek.
Berikut ini kelebihan kayu merbau:
Daya tahan yang tinggi, cocok untuk konstruksi laut dan bangunan luar.
Dipakai untuk lantai, tiang bangunan, dan jembatan.
3. Kayu Meranti
Kayu Meranti juga disebut Kayu Kalimantan, karena pohonnya banyak tumbuh subur di Kalimantan. Kayu Meranti memiliki tingkat kekerasan antara 580-770 Kgs/m. Selain sebagai bahan bangunan dan furnitur, Kayu Meranti juga dapat di jadikan pulp untuk membuat kertas dan buah Tangkawang (dari beberapa jenis Meranti) dapat dijadikan bahan baku untuk pembuatan kosmetik.
Batang pohon Meranti dapat tumbuh hingga 70 meter dengan diameter mencapai 4 meter lebih. Kayu yang disebut juga dengan âMahoni Filipinaâ ini sering kita temui berwarna coklat kemerahan dan tanpa urat, dijual di toko material sebagai papan atau kaso.
Kelebihan kayu meranti:
Serbaguna: digunakan untuk konstruksi, furnitur, dan pembuatan kertas.
4. Kayu Sengon
Kayu Sengon atau Albasia merupakan kayu khas daerah tropis dan dapat dengan mudah ditemui di berbagai toko bahan bangunan dalam bentuk kaso atau papan. Kayu ini termasuk kayu lunak yang sulit untuk langsung di finishing, karena permukaannya berbulu dan berpori-pori besar dan mudah patah.
Kayu Albasia dipergunakan sebagai bahan utama pembuatan kayu olahan seperti tripleks dan blockboard, stik ice cream, pensil, korek api hingga bahan baku untuk kertas.
Selain itu kayu ini digunakan sebagai penyangga sementara dan banyak digunakan untuk packing pada shipping atau pallet untuk barang.
Kelebihan kayu sengon:
Mudah didapatkan di toko bahan bangunan, digunakan dalam berbagai produk.
Fleksibilitas penggunaan dalam berbagai produk kayu olahan.
5. Kayu Cendana
Kayu jenis ini memiliki keharuman yang khas. Kayu cendana juga digunakan sebagai bahan baku untuk dupa selain digunakan sebagai bahan baku pembuat benda-benda kerajinan.
Pohon ini termasuk jenis tumbuhan parasit yang tumbuh hingga ketinggian 15 meter dengan diameter batang sebesar 30 centimeter dan banyak ditemukan di wilayah Nusa Tenggara Timur. Walaupun sulit dibudidayakan dan masa tumbuhnya cukup lama untuk dapat dipanen, kayu cendana sangat diminati bahkan hingga dijual dengan harga jual per kilogram!
Produk benda-benda kerajinan ataupun furniture berukuran kecil dari kayu cendana biasanya tidak dilapisi pernis, supaya wanginya dapat keluar dan tercium oleh orang-orang di sekitarnya.
Kelebihan kayu cendana:
Aroma khas digunakan dalam dupa dan kerajinan, biasanya tidak diberi pernis.
6. Kayu Ulin
Kayu ulin adalah kayu khas pulau Sumatera bagian selatan dan Kalimantan. Kayu ulin terkenal dengan kekuatan dan daya tahan terhadap cuaca ini. Hal ini membuatnya sejak dahulu kala digunakan sebagai material bahan baku pembuatan rumah panggung penduduk setempat, pembuatan kapal dan juga produk kerajinan patung serta perhiasan.
Pohon kayu ulin dapat tumbuh hingga ketinggian 50 meter dengan diameter batang sekitar lebih dari 1 meter. Kayu ini juga dikenal berat dank eras sehingga dimasukkan ke dalam kategori Kelas Kuat I dan Kelas Awet I. Berat jenis kayu ulin adalah 1.04.
Kelebihan kayu ulin:
Tahan cuaca keras, cocok untuk rumah panggung, pembuatan kapal, dan produk kerajinan.
7. Kayu Eboni
Seperti lagu Paul McCartney, Ebony and Ivory, berkisah tentang keharmonisan dari orang-orang yang memiliki perbedaan warna kulit (ras). Ras kulit putih digambarkan sebagai tuts piano gading yang berwarna putih berpadu dengan ras kulit hitam yang digambarkan sebagai tuts hitam dari kayu eboni.
Kayu ini memang memiliki warna coklat gelap cenderung hitam dengan urat-urat kayu yang eksotis sehingga sering digunakan sebagai bahan baku pembuatan alat-alat music seperti piano, gitar dan biola. Kayu ini juga kerap digunakan sebagai benda-benda kerajinan seperti tongkat, ukir-ukiran, patung dan perhiasan.
Pohon kayu eboni dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter dengan diameter batang sekitar satu meter. Kayu ini termasuk dalam kategori kelas Kuat I dan kelas Kuat I dengan berat jenis sekitar 1.05 (0.90 â 1.14).
Kelebihan kayu eboni:
Visual yang eksotis dan memiliki keunikan urat kayu, sering digunakan dalam pembuatan alat musik dan patung.
8. Kayu Trembesi (Meh Jati)
Kayu ini memiliki urat kayu yang cukup menawan, bahkan dikatakan mirip dengan urat kayu jati. Hal inilah yang menyebabkan kayu trembesi mendapatkan nama âMeh Jatiâ di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur. âMeh Jatiâ berarti âhampir mirip atau hampir menyerupai kayu jatiâ. Seperti kayu jati, kayu ini juga menghasilkan sedikit minyak yang membuatnnya lebih tahan terhadap serangan rayap.
Pohon kayu trembesi dapat ditemui di daerah dengan curah hujan tinggi, mulai dari Pulau Sumatera, Jawa, Kepulauan Maluku dan Nusa Tenggara. Pohon ini dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter dengan diameter batang hingga 4.5 meter.
Kayu trembesi ini digunakan sebagai bahan baku pembuatan indoor furniture dan juga pembuatan veneer. Tingkat kepadatan yang rendah membuat kayu ini tidak cocok untuk digunakan sebagai bahan baku outdoor furniture.
Kayu Meh Jati ini termasuk kategori kayu Kelas Kuat III dan Kelas Awet IV dengan berat jenis 0.60.
Kelebihan kayu trembesi:
Mirip dengan kayu jati, digunakan untuk pembuatan indoor furniture.
9. Kayu Bangkirai
Kayu yang juga dikenal dengan nama Yellow Balau atau Balau saja ini banyak ditemukan di hutan Kalimantan. Kayu ini berwarna kuning kecoklatan dan banyak digunakan untuk outdoor furniture, decking, dan juga konstruksi. Tetapi karena serat kayu bangkirai ini cenderung mudah terburai sehingga dapat melengkung dan melintir, lebih baik jika digunakan pada konstruksi yang tidak memerlukan kestabilan tinggi.
Pohonnya dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter dengan diameter sekitar 120 cm. Kayu bangkirai memiliki berat jenis sekitar 0.91 dan digolongkan ke dalam kategori Kelas Kuat I dan II, juga Kelas Awet I hingga III.
Kelebihan kayu bangkirai:
Kuat meskipun cenderung mudah terburai, digunakan untuk outdoor furniture dan konstruksi.
10. Kayu Kamper
Kayu kamper sjak zaman dahulu sudah dikenal sebagai bahan baku pembuat kapur barus dan juga untuk konstruksi. Getah kayu ini tidak disukai hama, sehingga kayu ini termasuk kayu yang tahan lama. Kapur barus digunakan untuk mengawetkan mayat dan juga melindungi pakaian dari ngengat.
Kayu kamper termasuk kategori Kelas Kuat I dan II serta Kelas Awet II dan III. Jenis-jenis kayu kamper: Kamper Samarinda, Kamper Singkil, Kamper Kapur, dan Kamper Banjar. Kayu kamper walaupun yang terkenal berasal dari Sumatera, kayu kamper Samarinda justru dikenal kehalusannya.
Kelebihan kayu kamper:
Tahan lama, digunakan untuk pembuatan kapur barus dan konstruksi.
11. Kayu Sonokeling
Kayu ini dijuluki kayu Rosewood-nya Indonesia karena memiliki warna dan corak yang indah dan eksotis. Kayu ini dikenal kuat sehingga digunakan sebagai bahan konstruksi dan sempat menjadi bahan baku kusen pintu dan jendela yang mewah. Digunakan juga sebagai pembuat furniture, alat music, dan juga alat olah raga.
Kayu Sonokeling juga dikenal awet karena juga mengeluarkan minyak yang tidak disukai hama serangga penggerek dan jamur. Pohonnya banyak ditemui di daerah berbatu dan agak kering di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dapat tumbuh hingga ketinggian 40 meter dengan diameter hingga 2 meter. Kayu ini memiliki berat jenis antara 0.77 â 0.86 dan termasuk kategori Kelas Kuat II, Kels Awet I dan Kelas Indah I.
Kelebihan kayu sonokeling:
Kekuatan dan ketahanan terhadap serangga dan jamur, digunakan dalam konstruksi dan pembuatan alat musik.
12. Kayu Sungkai
Kayu berwarna cerah dengan urat kayu yang indah ini banyak digunakan untuk veneer (lapisan kulit kayu) dan indoor furniture. Karena harganya lebih murah dibandingkan Kayu Jati, Sonokeling ataupun Ulin, Kayu Sungkai lebih banyak digunakan secara luas.
Kayu ini termasuk kategori Kelas Kuat II dan III serta Kelas Awet II dan III.
Kelebihan kayu sungkai:
Cocok untuk veneer dan furniture indoor, harganya lebih terjangkau.
13. Kayu Aren
Kayu yang memiliki urat kayu berwarna hitam ini adalah kayu yang sangat keras. Alat pengerjaan kayu seperti ketam dan gergaji akan cepat menjadi tumpul jika digunakan untuk kayu aren. Pohon aren yang juga dikenal sebagai pohon enau termasuk ke dalam keluarga palma, sehingga tampilan kayunya mirip kayu kelapa. Seperti pohon kelapa, pohon aren juga dapat dimanfaatkan mulai dari daun, buah dan batangnya. Gula aren dan kolang kaling adalah salah satu produk pohon aren yang kita konsumsi sehari-hari. Air pohon aren yang terfermentasi dijadikan minuman tradisional, tuak.
Pohon aren dapat tumbuh hingga ketinggian 25 meter dengan diameter hingga sekitar 65 centimeter.
Kayu aren digunakan sebagai papan untuk bangunan, parket (parquet), bahan baku kerajinan, gagang pisau, gagang cangkul dan sebagainya.
Kelebihan kayu aren:
Sangat keras, digunakan dalam berbagai produk seperti papan bangunan dan parket.
Walaupun ciri fisik dan nama latinnya berbeda, kayu dari kedua pohon ini memiliki motif kayu yang mirip. Secara umum, kayu cemara terlihat lebih merah dibandingkan kayu pinus yang terlihat lebih berwarna kuning terang. Kayu cemara memiliki banyak âmataâ karena pohonnya memiliki dahan lebih banyak dibandingkan pohon pinus. Kedua pohon ini dikenal miliki pertumbuhan yang cepat sehingga dibudidayakan dalam hutan lindung.
Kedua kayu ini dikenal empuk dan mudah rusak sehingga dimanfatkan untuk produk kayu dengan pengolahan ringan seperti palet kayu untuk pengiriman barang, korek api, indoor furniture, dan bahan bangunan interior. Getah pinus digunakan sebagai bahan baku untuk membuat terpentin. Pulp dari kedua kayu ini juga digunakan sebagai bahan baku kertas. Buahnya yang berbentuk unik digunakan sebagai hiasan dekorasi.
Kayu pinus dan kayu cemara memiliki tingkat densitas sekitar 480 â 520 kg/m3 dan termasuk kategori Kelas Kuat III dan Kelas Awet III.
Kelebihan kayu pinus dan kayu cemara:
Penggunaan serbaguna dalam produk kayu ringan, kertas, terpentin, dan hiasan dekoratif.
15. Kayu Mahoni
Kayu ini berwarna kemerahan pada bagian dalamnya dan bercorak halus. Kayu mahoni cukup mudah pengerjaannya. Mudah digergaji, dapat dibengkokan tanpa retak dengan steam (uap panas), mudah diampelas, dipotong, dipaku, dan diukir karena tidak sekeras kayu jati. Kayu ini banyak digunakan dalam bidang konstruksi dan furniture karena ketersediaannya yang tinggi.
Pohon mahoni dapat tumbuh hingga ketinggian sekitar 35 â 45 meter dengan diameter sekitar 125 centimeter dan dapat dipanen setelah berumur 7 hingga 15 tahun.
Pohon ini berdaun rindang sehingga banyak ditanam di tepi jalan sebagai peneduh dan juga sebagai penangkap air. Pohon ini juga dapat mengurangi tingkat polusi udara hingga 69%.
Kelebihan kayu mahoni:
Ketersediaan yang tinggi, mudah digunakan dalam konstruksi dan pembuatan furniture.
Kesimpulan
Kualitas kayu sangat penting dalam setiap proyek konstruksi atau pembuatan furniture. Klopmart siap menyediakan beragam jenis kayu berkualitas untuk memenuhi kebutuhan Anda. Dapatkan kayu kaso, kayu balok, dan berbagai jenis kayu terbaik hanya di Klopmart.
Jangan ragu untuk menghubungi Klopmart sekarang juga untuk konsultasi lebih lanjut dan memesan kayu sesuai kebutuhan proyek Anda. Dapatkan keandalan dan kualitas kayu terbaik di Klopmart.
Sumber rujukan:
Wikipedia
KlikTeknik