7 Cara Membuat Keramik dari Tanah Liat dari Awal Hingga Jadi
Table Of Contents
Proses dan cara membuat keramik membutuhkan waktu yang tidak sedikit. Keramik dibentuk dari bahan baku sehingga menjadi material unggulan untuk melapisi dinding dan lantai rumah. Tidak hanya itu, keramik juga dihias sedemikian rupa supaya tampilannya lebih cantik.
Tampilan keramik yang indah dan struktur yang kuat membuat material ini menjadi favorit banyak orang. Selain itu, kelebihan keramik juga menjadi pertimbangan utama dalam memilih material pelapis bangunan. Ketika melihat galeri keramik di toko bangunan, mereka pun penasaran dengan proses pembuatannya. Klopmart akan menjelaskan seluk-beluk pembuatan keramik selengkapnya di artikel ini sebagai informasi Anda.
Apa itu Keramik?
Sebelum mengetahui proses pembuatannya, ada baiknya Anda mengenal salah satu jenis kerajinan tangan ini. Keramik adalah material bangunan yang berasal dari tanah liat dan melalui proses pembakaran dalam suhu tertentu. Selain dengan bahan dasar tanah liat, keramik juga terbuat dari batu, tembikar, dan gerabah.
Salah satu hasil akhir kerajinan keramik yang sering digunakan adalah ubin. Ubin yang digunakan untuk melapisi dinding atau lantai terdiri dari enam jenis keramik, yakni keramik berlapis glasir, keramik tanpa lapisan glasir, keramik matte, cutting edge, licin, dan tekstur kasar. Ada juga hasil kerajinan keramik lainnya yang bisa menjadi barang dekorasi rumah Anda, seperti vas bunga, pot, peralatan makan, dan lain-lain.
Baca juga: 12 Ciri-Ciri Keramik yang Berkualitas Serta Cara Memilihnya
7 Cara Membuat Keramik dari Awal Hingga Jadi
Pembuatan keramik harus melewati beberapa tahap, mulai dari pengolahan bahan, pembakaran tanah liat, hingga proses menambahkan dekorasi di permukaannya. Apa saja tahapan yang harus dilalui dalam pembuatan keramik? Ikuti prosesnya di bawah ini.
1. Persiapan Bahan Keramik
Sebelum proses pembuatan keramik, Anda harus menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan. Bahannya hanya berupa tanah liat (kaolin) dan air, sedangkan peralatannya terdiri dari saringan, mixer pengaduk tanah, filter (saringan), wadah penyimpanan keramik, dan tungku pembakaran. Semua alat dan bahan tersebut harus dalam keadaan siap pakai.
2. Pengolahan Bahan
Proses pengolahan ini dimulai dengan mencampur tanah liat dan air supaya lebih mudah dibentuk. Selain itu, pencampuran bahan ini berguna agar tidak ada debu yang beterbangan. Setelah tanah liat dan air diaduk sampai tercampur sempurna, bahan-bahan tersebut disaring dalam kondisi basah. Berikutnya, tanah liat dijemur selama satu sampai dua minggu dan disimpan dalam plastik supaya terlindung dari paparan cahaya matahari.
Baca juga: 9 Jenis Keramik yang Paling Sering Dipakai pada Bangunan
3. Pembentukan Keramik
Anda bisa mulai membentuk keramik sesuai keinginan setelah menyelesaikan langkah pertama. Langkah ini dilakukan sesuai hasil akhir keramik yang diinginkan. Para perajin keramik biasanya memiliki gambaran kasar hasil akhir kerajinan tangan sebelum memulai proses pembentukannya. Jika ingin membuat keramik lantai, contohnya, mereka akan membentuk tanah liat menjadi persegi atau segi enam sesuai bentuk yang diinginkan.
Ada tiga teknik pembuatan keramik yang populer, yaitu:
- Handbuilding: pembentukan keramik menggunakan tangan.
- Throwing: pembentukan keramik dengan teknik putar di atas mesin.
- Casting: pembentukan keramik menggunakan cetakan dan dianggap sebagai teknik termudah.
4. Pengeringan Keramik
Keramik yang sudah dibentuk harus dikeringkan dahulu agar kandungan air di dalamnya hilang. Ada tiga tahap dalam proses pengeringan keramik, yaitu penguapan air, penghilangan air dari pori-pori, dan penghilangan air yang diserap dalam keramiknya. Tahap ini dilakukan dengan cara diangin-anginkan di ruang terbuka selama beberapa waktu. Makin lama proses pengeringannya, risiko keretakan keramik pun berkurang.
5. Pembakaran Keramik Tahap Pertama
Proses pembakaran keramik sejatinya dilakukan dua kali. Pembakaran merupakan proses penting supaya tekstur keramik yang awalnya lembek berubah menjadi padat dan keras sehingga siap digunakan.
Pada pembakaran tahap pertama, keramik yang sudah kering sempurna dimasukkan ke tungku pembakaran. Tungku pembakaran disetel dalam suhu tinggi, yaitu 700°C sampai 1.000°C, kemudian keramik dibakar selama 9 jam. Setelah selesai, keramik harus dibiarkan sementara sampai suhu tungku mencapai 0°C. Untuk mencapai suhu tersebut, tungku harus didiamkan selama dua hari dan dua malam.
Keramik tidak boleh langsung dikeluarkan agar tidak terjadi thermal shock, yaitu perubahan suhu secara drastis dari suhu tungku ke suhu ruangan (sekitar 30°C). Jika langsung diambil, keramik akan pecah dan tungku pembakaran pun bisa rusak.
Baca juga: 5 Tips Memilih Keramik Tangga yang Aman dan Menarik
6. Penambahan Dekorasi pada Keramik
Setelah keramik sudah aman dikeluarkan dari tungku, barulah Anda bisa menambahkan dekorasi pada permukaannya. Proses dekorasi ini biasanya menggunakan ampelas. Keramik diberi hiasan dan diwarnai hingga menghasilkan tampilan dekoratif nan cantik di permukaannya.
Keramik, khususnya ubin, terkadang dihaluskan pula menggunakan cairan glasir, meskipun tidak wajib. Fungsinya tidak hanya membuat permukaan keramik jadi lebih indah. Glasir pun membuat keramik lebih tahan air sehingga aman digunakan untuk melapisi lantai. Teknik penambahan cairan glasir bermacam-macam, seperti dituang, disemprotkan, dicelupkan, atau dioleskan.
7. Pembakaran Keramik Tahap Akhir
Proses ini dilakukan supaya keramik lebih kuat dan tidak mudah retak. Inilah rahasia kekuatan ubin lantai, meskipun harus menerima banyak tekanan di atasnya, seperti furniture atau pijakan kaki. Pada langkah ini, keramik dibakar pada suhu 1.220°C selama 10 jam. Setelahnya, keramik siap dikemas untuk dipasarkan, dipasang sebagai ubin lantai atau dinding, atau digunakan sebagai barang dekorasi.
Jenis-Jenis Keramik
Berikut beberapa jenis keramik yang umum digunakan dalam bangunan, masing-masing memiliki karakteristik dan keunggulannya sendiri:
1. Keramik Lantai
Keramik jenis ini dirancang khusus untuk lantai dengan kekuatan yang lebih besar dibanding keramik dinding. Permukaannya biasanya lebih kasar untuk mengurangi risiko tergelincir. Ukuran dan motifnya sangat bervariasi, sehingga cocok untuk berbagai desain interior dan eksterior.
2. Keramik Dinding
Keramik dinding lebih ringan dan tipis dibandingkan dengan keramik lantai. Biasanya, keramik ini digunakan untuk melapisi dinding kamar mandi, dapur, atau ruangan yang memerlukan permukaan yang mudah dibersihkan. Desainnya sering kali lebih beragam dengan warna dan motif yang menarik.
3. Keramik Porselen
Keramik porselen terbuat dari bahan tanah liat yang dipanaskan pada suhu sangat tinggi, sehingga menghasilkan keramik yang lebih keras dan tahan terhadap goresan, air, dan noda. Jenis ini sering digunakan di area yang sering dilewati atau terkena air seperti lantai kamar mandi dan dapur.
4. Keramik Homogeneous Tile
Keramik ini terbuat dari bahan yang homogen, sehingga warna dan teksturnya sama dari permukaan hingga bagian dalam. Keramik homogeneous tile lebih tahan lama dan kokoh, membuatnya cocok untuk area yang banyak dilewati seperti ruang tamu atau kantor.
Kesimpulan
Jika disimpulkan, proses pembuatan keramik memakan waktu yang cukup lama bahkan berhari-hari. Prosesnya tentu tidak mengkhianati hasil, terlihat dari indahnya desain keramik serta sifatnya yang tahan lama dan tidak mudah retak.
Anda harus memberikan usaha terbaik dalam proses pemasangan keramik agar keunggulannya tidak sia-sia. Salah satunya adalah menggunakan Drymix Tile Grout Sanitized, yaitu semen siap pakai untuk mengisi nat keramiknya. Semen ini bisa menjaga nat keramik lebih terlindungi dalam jangka panjang. Lengkapi kebutuhan pemasangan keramik di rumah Anda dengan mendapatkan IM Grout hanya di Klopmart.
Itulah proses pembuatan keramik yang cukup menarik untuk diperhatikan. Cara membuat keramik di atas juga bisa diterapkan apabila Anda tertarik membuat barang dekorasi rumah sendiri.